Jenis tanaman kopi di dunia sangat beragam, dengan jumlah lebih dari 100 spesies yang telah dikenal hingga saat ini. Namun, tidak semua jenis kopi tersebut dibudidayakan secara luas karena sebagian memiliki cita rasa yang kurang diminati atau produktivitas panen yang rendah. Dari banyaknya spesies tersebut, hanya beberapa jenis kopi yang berkembang menjadi komoditas penting dalam perdagangan kopi global.
Di antara jenis kopi yang ada, Arabika, Robusta, dan Liberika merupakan tiga jenis utama yang paling populer dan banyak dibudidayakan di berbagai negara penghasil kopi, termasuk Indonesia. Selain itu, terdapat pula kopi Excelsa yang kini diklasifikasikan sebagai varietas dari Liberika. Setiap jenis kopi memiliki karakteristik tanaman, rasa, dan potensi produksi yang berbeda-beda.
jenis tanaman kopi di dunia
Memahami jenis-jenis tanaman kopi menjadi hal penting, khususnya bagi petani, pelaku usaha, maupun penikmat kopi. Pengetahuan ini membantu dalam menentukan teknik budidaya, proses pengolahan, hingga pemilihan jenis kopi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan selera konsumen.
Melalui pembahasan ini, pembaca akan diajak mengenal lebih dekat karakteristik kopi Arabika, Robusta, Liberika, dan Excelsa. Dengan memahami keunggulan dan keterbatasan masing-masing jenis, diharapkan wawasan tentang dunia kopi semakin luas serta mampu meningkatkan apresiasi terhadap keragaman kopi yang ada.
1. jenis tanaman kopi di dunia Arabika
Kopi Arabika merupakan jenis kopi pertama yang ditemukan di Ethiopia dan kemudian disebarkan oleh bangsa Arab ke berbagai belahan dunia. Peran bangsa Arab inilah yang melatarbelakangi penamaan “Arabika”. Kopi ini juga menjadi jenis kopi pertama yang dibawa ke Indonesia oleh Belanda.
Tanaman Arabika tumbuh optimal di dataran tinggi dengan ketinggian 1.000–2.000 mdpl. Meskipun masih dapat tumbuh di dataran rendah, produktivitasnya tidak maksimal dan lebih rentan terhadap serangan hama. Biji Arabika memiliki kandungan kafein yang relatif rendah, sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang lebih kompleks.
2. Kopi Robusta
Kopi Robusta memiliki nama ilmiah Coffea canephora var. robusta dan pertama kali ditemukan di wilayah Kongo, Afrika. Robusta merupakan salah satu varietas dari Coffea canephora, bersama varietas lain seperti Nganda. Namun, Robusta lebih populer sehingga sering digunakan untuk mewakili jenis canephora.
Nama “Robusta” berasal dari kata robust yang berarti kuat, mencerminkan sifat tanamannya yang tahan terhadap hama dan penyakit.
Tanaman Robusta tumbuh baik di ketinggian 0–900 mdpl, dengan kondisi ideal pada 400–800 mdpl, suhu 24–30°C, serta curah hujan 1.500–3.000 mm per tahun Produksi Robusta menyumbang sekitar 28% dari total produksi kopi dunia.
3. Kopi Liberika
Kopi Liberika (Coffea liberica) pertama kali ditemukan di Liberia, Afrika Barat, meskipun tanaman ini juga tumbuh liar di beberapa wilayah Afrika lainnya. Tanaman Liberika memiliki ciri khas berupa pohon yang tinggi, dapat mencapai 18 meter, dengan ukuran buah yang lebih besar dibanding Arabika dan Robusta.
Meskipun ukuran buahnya besar, bobot biji kering Liberika hanya sekitar 10% dari bobot basah, sehingga dianggap kurang efisien oleh petani. Biaya panen yang tinggi dan produktivitas rendah menyebabkan Liberika kurang diminati untuk dikembangkan secara luas. Saat ini, produksi Liberika hanya menyumbang sekitar 1–2% dari produksi kopi dunia.
4. Kopi Excelsa
Excelsa awalnya dianggap sebagai spesies kopi tersendiri, namun kemudian diklasifikasikan sebagai varietas dari Liberika. Seorang botanis asal Prancis, Jean Paul Antoine Lebrun, menetapkan Excelsa sebagai bagian dari Liberika, dan pada tahun 2006 secara resmi diberi nama Coffea liberica var. dewevrei.
Kesimpulan
Dengan memahami keunggulan dan keterbatasan masing-masing jenis kopi, petani, pelaku usaha, dan penikmat kopi dapat menentukan pilihan yang lebih tepat sesuai kebutuhan dan selera.
