Kalau kamu pernah menikmati keripik buah yang renyah tapi nggak berminyak, bisa jadi camilan itu diolah dengan vacuum frying. Nah, kamu mungkin penasaran apa sih bedanya vacuum frying vs deep frying biasa?
Mana yang lebih sehat? Mana yang cocok untuk usaha camilan kekinian? Yuk, kita bahas satu per satu biar kamu makin paham!
Perbedaan Vacuum Fryin dan Deep Frying, Lebih baik Mana?
Deep frying adalah teknik menggoreng yang paling umum, yaitu mencelupkan makanan ke dalam minyak panas dengan suhu tinggi, biasanya sekitar 170–190°C. Sedangkan vacuum frying adalah teknik menggoreng dalam ruang hampa udara (vakum) dengan suhu lebih rendah, sekitar 80–100°C.
Meskipun sama-sama menghasilkan makanan renyah, ternyata hasil dan dampaknya terhadap kualitas makanan sangat berbeda, loh!
Terutama dalam usaha camilan sehat seperti keripik buah, pemilihan metode penggorengan bisa menentukan apakah produkmu hanya enak atau juga menyehatkan. Penasaran kenapa banyak pelaku usaha mulai beralih ke vacuum frying? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Kualitas Nutrisi, Vacuum Frying Lebih Menjaga Gizi
Salah satu keunggulan utama vacuum frying adalah kemampuannya menjaga kandungan gizi alami bahan makanan. Karena suhu yang digunakan lebih rendah dan berada dalam tekanan rendah, nutrisi penting seperti vitamin C dan antioksidan dalam buah tidak mudah rusak.
Sebaliknya, pada deep frying, suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan vitamin dan perubahan kimia pada lemak, sehingga makanan menjadi kurang sehat. Misalnya, buah-buahan yang digoreng dengan metode ini cenderung kehilangan rasa aslinya, berubah warna, bahkan bisa menghasilkan senyawa berbahaya jika terlalu lama digoreng.
Selain itu, vacuum frying juga membuat camilan lebih ringan karena menyerap lebih sedikit minyak. Ini jelas jadi nilai tambah bagi konsumen yang peduli pada pola makan sehat dan kadar kolesterol.
2. Tampilan & Tekstur, Warna Alami dan Rasa Tetap Terjaga
Pernah lihat keripik salak, nangka, atau apel yang warnanya tetap cerah dan rasanya mirip buah aslinya? Itu biasanya hasil vacuum frying. Karena proses penggorengan dilakukan pada suhu rendah, bahan makanan tidak gosong atau berubah warna. Hasil akhirnya pun terlihat lebih segar dan menarik di mata pembeli.
Sementara deep frying sering kali menyebabkan bahan makanan menjadi cokelat tua atau kehitaman. Teksturnya memang renyah, tapi kadang terasa terlalu berminyak atau bahkan pahit karena over-cooking. Untuk produk camilan premium, tentu hal ini menjadi catatan penting.
3. Investasi & Keuntungan
Di sisi lain, deep frying memang lebih murah dari segi alat dan proses. Cukup dengan wajan besar dan minyak, kamu bisa memulai usaha camilan skala kecil. Tapi harus diingat, biaya minyak goreng terus naik, dan kamu harus sering menggantinya agar hasil gorengan tetap berkualitas.
Vacuum frying membutuhkan investasi awal yang lebih besar untuk mesin vakumnya. Tapi dari sisi hasil, kualitas, daya simpan, dan harga jual produk, metode ini jelas lebih menguntungkan dalam jangka panjang. Cocok banget untuk kamu yang ingin membuat brand camilan sehat dengan daya saing tinggi.
Kesimpulan
Vacuum frying vs deep frying punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kalau kamu ingin camilan yang murah meriah dan cepat jadi, deep frying masih bisa jadi pilihan.
Tapi kalau kamu ingin bermain di segmen premium menawarkan camilan sehat, bernutrisi, dan tampil menarik vacuum frying adalah jawabannya.
Ingat, di era konsumen makin peduli kesehatan, kualitas dan metode produksi jadi nilai jual utama. Jadi, pilih metode penggorengan yang paling sesuai dengan visi bisnismu, ya!